We're Living in The SMtown

Create your own banner at mybannermaker.com!

Thursday, 27 June 2013

[Fanfiction] The X Part 3 : Who's That Girl


Part 3
Who’s that Girl?


07.00 am EXO-time

“Uno!”

“Ya! Kau menyembunyikan satu kartu dibalik lututmu kau bilang Uno! Ambil 4 kartu kau dasar licik!” Onew menjitak kepala Jonghyun.

Saat ini sebelas orang namja tengah berkumpul didalam kamar Kai-Sehun. Yang mereka lakukan hanya bermain Uno, bermain game, tidur, dan yang paling aneh mereka bermain gundam bersama. Ini selalu terjadi setiap akhir pekan, tentunya terkecuali pada saat libur panjang.

“Kau menggunakan kekuatanmu ya hyung?” tanya Suho mengalihkan pandangannya dari kartu Uno.

“Bagaimana mungkin aku tak bisa menggunakan kekuatanku? Apa aku harus menjahit telingaku saja biar aku tak mendengar apa yang mereka ucapkan?” Jawab Onew sambil melemparkan kartu Uno pengubah warna. “Hijau.” Sambungnya.

“Ah hyung! Aku penasaran apa yang selalu dikatakan anjing. Apa yang sering mereka katakan?” tanya Baekhyun sambil melempar kartu.

“Hyung itu kan kuning?” Tanya Sehun yang topless seperti biasa dengan cadel.

“Kan nomornya sama Thehun.” Chanyeol menjawab Sehun sambil sedikit menggodanya, membuat Sehun menggembungkan pipinya.

“Sejauh yang aku ingat sih, mereka sering berkata..’lidahku dingin woy! Apakah kau bisa menggulungkan lidahku dan memasukannya kedalam mulutku? Sungguh aku bisa gila karena ini.’”jawab Onew membuat semua orang tertawa.

“Apa itu benar hyung?” tanya Minho yang sedang membaca novel diatas tempat tidur Kai.

“Tentu saja, untuk apa aku berbohong.” Jawab Onew. “Uno.” Sambungnya.

Disaat sepuluh namja yang lain sibuk bermain, Kai yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap. Kaos putih dengan kerah, jaket berwarna hijau tentara, celana jeans pendek selutut, dan topi berwarna senada dengan jaketnya membuatnya terlihat seperti seorang buronan, ah maksudnya seperti seorang namja yang siap untuk berkencan.

“Kkamjong-ah, kau mau kemana?” tanya Taemin mengalihkan perhatiannya dari psp.

“Aku dihukum Lee seongsaenim, aku disuruh pergi ke dekat air mancur, dia menyuruhku membersihkan kotoran merpati secara manual.” Jawab Kai, membuat semua orang di kamarnya saling bertatapan lalu melihat Kai dengan iba. Bagaimana tidak? Merpati di planet EXO yang memiliki evolusi tertinggi memiliki otak yang cukup pintar seperti primata di bumi. Meski begitu, kepintaran merpati-merpati itu malah disalah gunakan untuk menjahili manusia dengan membuang kotoran di tempat dimana manusia senang berkumpul. Tunggu, kenapa jadi membahas merpati dan kotorannya?

“Tapi, kenapa kau memakai pakaian sebagus itu? Kau akan pergi kemana setelah membereskan...shit itu?” tanya Jonghyun, membuat semua orang tertawa karena dia sedikit menekankan pada kata ‘shit’. Kemudian tawaan mereka terhenti saat mendengar suara pintu diketuk.

“Kalian akan tau sendiri saat aku membuka pintu.” Jawab Kai menghampiri pintu setelah menyunggingkan evil smirk diwajahnya.

“Aku rasa evil smirk Kyuhyun hyung lebih menakutkan.” Jonghyun asal bicara.

Saat Kai membukakan pintu, ternyata Hyeri sudah ada dibaliknya. “Ah sunbaenim, annyeonghasimnika.” Ujar Hyeri, Ia kemudian membungkuk 90 derajat. Begitu bangkit dari bowwingnya, Hyeri tak sengaja melihat ke arah Sehun yang memang..dalam keadaan yang tak layak dilihat oleh seorang yeoja.

“Hyeri-ssi? Kenapa kau membalikkan badanmu?” tanya Kai.

“Itu temanmu sunbae...eh...bagaimana aku mengatakannya ya.” Jawab Hyeri sambil menggaruk-garu kepalanya.

Kai lalu melihat kebelakang dan menyadari kalau Sehun, adalah trouble maker dalam hal ini. Tatapan tajam 
Kai kearah Sehun membuat semua namja disana ikut melihat kearah Sehun, si always topless. Setelah menyadari kalau semua orang tengah menatapnya dengan tatapan mematikan, Sehun hanya bisa cengengesan, lalu menghilang ke balik pintu kamar mandi.

“Lebih baik kita pergi sekarang sunbae. Aku takut kalau kita telat hukuman kita bertambah,” Ujar Hyeri, 

“Annyeonghasemnika sunbaenim,” Sambungnya memberi salam terlebih dahulu kepada semua orang yang berada di kamar Kai-Sehun.
-         
-     -

Masih mengingat kejadian tak terduga sebelumnya, Kai dan Hyeri nampak canggung meskipun mereka berjalan berdua sepanjang lorong. Tak ada satupun yang berani untuk membuka mulut terlebih dahulu. Sampai akhirnya, mereka sudah setengah jalan menuju air mancur sekolah.

“Sunbae, aku akan pergi mengambil sarung tangan dan masker dulu ya.” Ujar Hyeri.

“Ah ne..aku..aku akan mengambil sikat. Sampai ketemu nanti..ya..” Kai menjawab Hyeri dengan kaku.
Kai tetap berdiri melihat Hyeri pergi, hanya sekedar memastikan kalau dia tidak berpikiran macam-macam lalu kabur setelah melihat penampakan Sehun tadi. ‘Oh Sehun, setelah ini akan kupaksa kau menggunakan pakaianmu’ pikir Kai .

‘Ah babo! Kenapa aku tadi tak ikut dengan Hyeri? Kami bisa saja saling menanyakan hobi masing-masing atau semacamnya selama berjalan. Atau mungkin aku bisa meminta nomornya yg bisa kuhubungi...atau..aah sial. Ini gara-gara Sehun aku jadi tak berkonsentrasi seperti ini’ Kai merutuk dalam hatinya.

Kai hanya bisa menutup hidungnya saat Ia mendekati ruang kebersihan. Sebenarnya bukan ruang kebersihannya yang bermasalah, tapi disamping ruang kebersihan terdapat gudang sekolah yang entah mengapa memiliki bau yang..yah mungkin seseorang bisa saja koma beberapa bulan kalau dikurung disana selama 3 sampai 4 jam.

“Err..gudang sebelah itu harus benar-benar dibersihkan.” Bisik Kai setelah ia telah mengeluarkan barang-barang yang diperlukannya.

Tapi, aroma busuk dari gudang tiba-tiba menghilang dan berganti dengan wangi sesuatu yang mampu menggoda orang untuk mencari tau sumbernya. Kai merasakan itu, dia mendekat ke arah gudang kemudian masuk. Ini pertama kalinya Ia masuk gudang sekolah, karena gudang yang biasanya dikunci itu tidak pernah dimasuki oleh murid manapun karena dilarang oleh kepala sekolah.

“Micheosso! Ini gak pantes buat disebut gudang!” Kai mengedarkan pendangannya ke setiap sudut gudang dengan tatapan takjub. Pemandangan dihadapannya merupakan pemandangan yang tak mungkin dimiliki oleh gudang sekolah. Pohon-pohon dengan buah yang tergantung dengan indah, rumput hijau yang tampak lembut menjadi alas, air mancur dengan air yang terlihat terbuat dari coklat, lampu-lampu yang menggantung di langit-langit, kursi-kursi jati yang nampak begitu kokoh dan menawan, dan yang paling baik adalah tempat yang bersinar diujung tangga dihadapannya.

“Woohoo!” Kai berlari kearah air mancur lalu mengambil gelas yang entah sejak kapan ada di dekat air mancur tersebut. Dengan tergesa-gesa dia meneguk coklat tersebut, “Daebak! Ini sih bisa jadi tempat nongkrong terbaik.”

“Sunbae-nim...”

“Ay, Hyeri-ssi, kau juga masuk kesini rupanya. Oh, kau harus mencoba coklat ini, ini enak sekali.”

Kai begitu kaget setelah menengokkan kepalanya. Hyeri..dia nampak lebih cantik dari sebelumnya. Dress putih selututnya seolah mengekspose kulit putih bersihnya, dia nampak bercahaya dan wajahnya nampak lebih segar. Kai merasa jantungnya berdebar kencang dan wajahnya menjadi panas.

“Hye...Hyeri-ssi?” bisik Kai, wajahnya tampak kaget karena Hyeri tiba-tiba saja memeluknya.

“Sunbae-nim, aku gak tahan lagi!” teriak Hyeri, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kai.

“Mwo? Gak tahan gimana maksudmu? Aku..aku..kita belum cukup umur!” teriak Kai dengan wajah memerah, tangannya yang bebas diudara nampak bergerak-gerak tak karuan.

“Aku gak tahan lagi dengan sikap Sungni, Sunbae-nim!” Kai tampak lega, sempat terbesit berbagai macam hal dalam pikirannya. Seperti-----apakah hobi nonton yadongnya harus diaplikasikan sekarang?

“Hyeri-ssi, memang Sungni-ssi tampaknya emosian. Tapi itu karena dia belum menemukan kekuatannya. Mungkin aku juga akan seperti itu kalau aku jadi dia.”

“Aniyeo Oppa! Kau tidak mengerti!”
Kai terdiam, Hyeri juga sama. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.

“Mianhe, aku—aku sudah tak sopan.”

“Ah gwaenchana, aku rasa Oppa lebih baik dibandingkan sunbae-nim.” Ujar Kai sambil cengengesan. Tapi kemudian, cengengesannya itu terhenti oleh kelembutan bibir Hyeri yang menyentuh bibirnya. Kai merasa kaget, Ia mendorong tubuh kecil Hyeri.

“Hyeri-ssi..w..wae?” 

Bukannya menjawab, Hyeri kembali mendekatkan wajahnya ke arah Kai dan kembali merasakan kelembutan bibir Kai. Awalnya Kai tak membalas, namun akhirnya dia membalas kecupan dari Hyeri dengan perlahan, dan lama kelamaan menjadi kecupan mesra sampai tak menimbulkan jarak antara mereka.

“Oppa, saranghae—“

“Nado—“

Namun, setelah mengungkapkan perasaan satu sama lain, Kai perlahan kehilangan keseimbangannya, kemudian terjatuh ke lantai. Dia merasakan sakit di kepalanya, dan panas di sekujur tubuhnya. Dan akhinrya, Kai kehilangan kesadarannya

-          -     -

“Sunbae-nim—sunbae-nim ireona”

“Hmm? Sungni-ssi?”

“Sunbae-nim—“

Kai yang masih setengah sadar memegangi kepalanya sebentar, kemudian dengan segera Ia menangkup kedua pipi Sungni setelah menyadari sesuatu.

“Sungni-ssi! Gwaenchana? Apa yang terjadi?Kita dimana dan kau—wae?”

“Sunbae-nim—“

“Kai! Menjauh dari dia!” teriak seseorang dari kejauhan, tempat yang awalnya gelap menjadi terang karena sorotan cahaya dari sumber suara. Dan disana terdapat kepala sekolah Jung tengah memegangi sebuah toa.

“M..mwo..mwoya? Wae?” teriak Kai, tidak mengerti.
Tanpa Kai sadari, Sungni telah berada dibelakangnya. Dengan cepat Sungni telah menahan kedua lengan Kai dibelakang punggungnya.

“Kalian menjauh atau—“ Sungni dengan tiba-tiba menggerakkan lengannya kedepan leher Kai, lalu muncul cakar es pada lengannya, “atau aku keluarkan tenggorokan dari balik lehernya.”

Sungni sedikit menggores leher Kai dengan cakarnya, membuat Kai meringis kesakitan. Kai berusaha menggunakan kekuatan teleportasinya, namun gagal. Entah mengapa dia tak dapat berpindah, seolah segalanya yang ada padanya telah melekat pada Sungni.

“Sungni-ah! Kajiman! Kai sunbae-nim adalah orang pertama yang mendukungmu setelah aku, dia orang yang menyayangimu sama sepertiku! Kajiman—kajiman—!”

Terlihat Sungni menorehkan senyum sinisnya. “Eonni-ya, biar aku beri tau kau satu hal. Aku, bukanlah Shin Sungni yang dulu. Aku, adalah Sungni yang telah menjadi mahluk dengan evolusi tertinggi di seluruh jagat raya ini. Dan kau, seenaknya memberiku titah seperti itu? Dasar idiot.”

“Sungni-ah!”

“Berisik! Kubuat kalian diam selamanya!”

Dengan cepat Sungni menggibaskan lengannya, membuat cakarnya terlempar lalu menancap tepat di jantung Hyeri. Tak selang berapa lama, Sungni dengan cakarnya yang kembali tumbuh dengan cepat menyerang orang-orang disekitar. Kai hanya bisa melihat pemandangan tragis itu tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia ingin menolong semua orang, menolong Hyeri, tapi entah mengapa Ia tak berdaya saat ini.

Waktu berlalu dengan cepat, suasana yang tadinya ramai dengan teriakan dan jeritan kepedihan kini terganti menjadi sepi yang tak berujung. Mayat bergelimpangan, dan begitu banyak darah yang berceceran. Kai, adalah satu-satunya orang yang masih hidup detik ini, tapi dia yakin, sebentar lagi dia pun akan segera menyusul yang lainnya.

Sungni yang saat ini berada diluar kendali tengah berdiri bungkuk dengan napas yang tersenggal-senggal. Ia kemudian segera menegakkan posisinya lalu memalingkan wajahnya kearah Kai. Terlihat senyuman polos terlukis diwajahnya, tak cocok dengan keadaannya saat ini yang bermandikan darah.

“Sunbae-nim, ah aniyeo, Minjong-ssi, bukankah ini seperti de javu? Hanya tinggal kau, dan aku, sama seperti 1000 tahun yang lalu.”

“Kau, kau pembunuh!” teriak Kai, histeris.

“Ah, kau masih belum ingat rupanya. Gwaenchana, sampai saat kau mengingat segalanya, aku akan menunggumu. Kita akan lakukan apa yang seharusnya kita lakukan 1000 tahun yang lalu. Dengan wujud baru kita, dalam boneka yang telah kita tentukan.”

“This is a war between us, and our doll.”  

----to be continue---
Makasih udah baca, part 4 akan segera di update ^^

Salam item dari Kai~~ (?)

No comments:

Post a Comment