Part 3
Who’s that Girl?
07.00 am
EXO-time
“Uno!”
“Ya! Kau menyembunyikan satu kartu
dibalik lututmu kau bilang Uno! Ambil 4 kartu kau dasar licik!” Onew menjitak
kepala Jonghyun.
Saat ini sebelas orang namja tengah
berkumpul didalam kamar Kai-Sehun. Yang mereka lakukan hanya bermain Uno,
bermain game, tidur, dan yang paling aneh mereka bermain gundam bersama. Ini
selalu terjadi setiap akhir pekan, tentunya terkecuali pada saat libur panjang.
“Kau menggunakan kekuatanmu ya
hyung?” tanya Suho mengalihkan pandangannya dari kartu Uno.
“Bagaimana mungkin aku tak bisa
menggunakan kekuatanku? Apa aku harus menjahit telingaku saja biar aku tak
mendengar apa yang mereka ucapkan?” Jawab Onew sambil melemparkan kartu Uno
pengubah warna. “Hijau.” Sambungnya.
“Ah hyung! Aku penasaran apa yang
selalu dikatakan anjing. Apa yang sering mereka katakan?” tanya Baekhyun sambil
melempar kartu.
“Hyung itu kan kuning?” Tanya Sehun
yang topless seperti biasa dengan cadel.
“Kan nomornya sama Thehun.” Chanyeol
menjawab Sehun sambil sedikit menggodanya, membuat Sehun menggembungkan
pipinya.
“Sejauh yang aku ingat sih, mereka
sering berkata..’lidahku dingin woy! Apakah kau bisa menggulungkan lidahku dan
memasukannya kedalam mulutku? Sungguh aku bisa gila karena ini.’”jawab Onew
membuat semua orang tertawa.
“Apa itu benar hyung?” tanya Minho
yang sedang membaca novel diatas tempat tidur Kai.
“Tentu saja, untuk apa aku
berbohong.” Jawab Onew. “Uno.” Sambungnya.
Disaat sepuluh namja yang lain sibuk
bermain, Kai yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandi dan sudah
berpakaian lengkap. Kaos putih dengan kerah, jaket berwarna hijau tentara,
celana jeans pendek selutut, dan topi berwarna senada dengan jaketnya
membuatnya terlihat seperti seorang buronan, ah maksudnya seperti seorang namja
yang siap untuk berkencan.
“Kkamjong-ah, kau mau kemana?” tanya
Taemin mengalihkan perhatiannya dari psp.
“Aku dihukum Lee seongsaenim, aku disuruh
pergi ke dekat air mancur, dia menyuruhku membersihkan kotoran merpati secara
manual.” Jawab Kai, membuat semua orang di kamarnya saling bertatapan lalu
melihat Kai dengan iba. Bagaimana tidak? Merpati di planet EXO yang memiliki
evolusi tertinggi memiliki otak yang cukup pintar seperti primata di bumi.
Meski begitu, kepintaran merpati-merpati itu malah disalah gunakan untuk
menjahili manusia dengan membuang kotoran di tempat dimana manusia senang
berkumpul. Tunggu, kenapa jadi membahas merpati dan kotorannya?
“Tapi, kenapa kau memakai pakaian
sebagus itu? Kau akan pergi kemana setelah membereskan...shit itu?” tanya Jonghyun, membuat semua orang tertawa karena dia sedikit menekankan pada
kata ‘shit’. Kemudian tawaan mereka terhenti saat mendengar suara pintu
diketuk.
“Kalian akan tau sendiri saat aku
membuka pintu.” Jawab Kai menghampiri pintu setelah menyunggingkan evil smirk
diwajahnya.
“Aku rasa evil smirk Kyuhyun hyung
lebih menakutkan.” Jonghyun asal bicara.
Saat Kai membukakan pintu, ternyata
Hyeri sudah ada dibaliknya. “Ah sunbaenim, annyeonghasimnika.” Ujar Hyeri, Ia
kemudian membungkuk 90 derajat. Begitu bangkit dari bowwingnya, Hyeri
tak sengaja melihat ke arah Sehun yang memang..dalam keadaan yang tak layak
dilihat oleh seorang yeoja.
“Hyeri-ssi? Kenapa kau membalikkan
badanmu?” tanya Kai.
“Itu temanmu sunbae...eh...bagaimana
aku mengatakannya ya.” Jawab Hyeri sambil menggaruk-garu kepalanya.
Kai lalu melihat kebelakang dan
menyadari kalau Sehun, adalah trouble maker dalam hal ini. Tatapan tajam
Kai kearah Sehun membuat semua namja disana ikut melihat kearah Sehun, si
always topless. Setelah menyadari kalau semua orang tengah menatapnya
dengan tatapan mematikan, Sehun hanya bisa cengengesan, lalu menghilang ke
balik pintu kamar mandi.
“Lebih baik kita pergi sekarang
sunbae. Aku takut kalau kita telat hukuman kita bertambah,” Ujar Hyeri,
“Annyeonghasemnika sunbaenim,” Sambungnya memberi salam terlebih dahulu kepada
semua orang yang berada di kamar Kai-Sehun.
-
- -
Masih mengingat kejadian tak terduga
sebelumnya, Kai dan Hyeri nampak canggung meskipun mereka berjalan berdua
sepanjang lorong. Tak ada satupun yang berani untuk membuka mulut terlebih
dahulu. Sampai akhirnya, mereka sudah setengah jalan menuju air mancur sekolah.
“Sunbae, aku akan pergi mengambil
sarung tangan dan masker dulu ya.” Ujar Hyeri.
“Ah ne..aku..aku akan mengambil
sikat. Sampai ketemu nanti..ya..” Kai menjawab Hyeri dengan kaku.
Kai tetap berdiri melihat Hyeri
pergi, hanya sekedar memastikan kalau dia tidak berpikiran macam-macam lalu
kabur setelah melihat penampakan Sehun tadi. ‘Oh Sehun, setelah ini akan
kupaksa kau menggunakan pakaianmu’ pikir Kai .
‘Ah babo! Kenapa aku tadi tak ikut
dengan Hyeri? Kami bisa saja saling menanyakan hobi masing-masing atau
semacamnya selama berjalan. Atau mungkin aku bisa meminta nomornya yg bisa
kuhubungi...atau..aah sial. Ini gara-gara Sehun aku jadi tak berkonsentrasi
seperti ini’ Kai merutuk dalam hatinya.
Kai hanya bisa menutup hidungnya
saat Ia mendekati ruang kebersihan. Sebenarnya bukan ruang kebersihannya yang
bermasalah, tapi disamping ruang kebersihan terdapat gudang sekolah yang entah
mengapa memiliki bau yang..yah mungkin seseorang bisa saja koma beberapa bulan
kalau dikurung disana selama 3 sampai 4 jam.
“Err..gudang sebelah itu harus
benar-benar dibersihkan.” Bisik Kai setelah ia telah mengeluarkan barang-barang
yang diperlukannya.
Tapi, aroma busuk dari gudang
tiba-tiba menghilang dan berganti dengan wangi sesuatu yang mampu menggoda
orang untuk mencari tau sumbernya. Kai merasakan itu, dia mendekat ke arah
gudang kemudian masuk. Ini pertama kalinya Ia masuk gudang sekolah, karena
gudang yang biasanya dikunci itu tidak pernah dimasuki oleh murid manapun
karena dilarang oleh kepala sekolah.
“Micheosso! Ini gak pantes buat
disebut gudang!” Kai mengedarkan pendangannya ke setiap sudut gudang dengan
tatapan takjub. Pemandangan dihadapannya merupakan pemandangan yang tak mungkin
dimiliki oleh gudang sekolah. Pohon-pohon dengan buah yang tergantung dengan
indah, rumput hijau yang tampak lembut menjadi alas, air mancur dengan air yang
terlihat terbuat dari coklat, lampu-lampu yang menggantung di langit-langit,
kursi-kursi jati yang nampak begitu kokoh dan menawan, dan yang paling baik
adalah tempat yang bersinar diujung tangga dihadapannya.
“Woohoo!” Kai berlari kearah air
mancur lalu mengambil gelas yang entah sejak kapan ada di dekat air mancur
tersebut. Dengan tergesa-gesa dia meneguk coklat tersebut, “Daebak! Ini sih
bisa jadi tempat nongkrong terbaik.”
“Sunbae-nim...”
“Ay, Hyeri-ssi, kau juga masuk
kesini rupanya. Oh, kau harus mencoba coklat ini, ini enak sekali.”
Kai begitu kaget setelah menengokkan
kepalanya. Hyeri..dia nampak lebih cantik dari sebelumnya. Dress putih selututnya
seolah mengekspose kulit putih bersihnya, dia nampak bercahaya dan wajahnya
nampak lebih segar. Kai merasa jantungnya berdebar kencang dan wajahnya menjadi
panas.
“Hye...Hyeri-ssi?” bisik Kai,
wajahnya tampak kaget karena Hyeri tiba-tiba saja memeluknya.
“Sunbae-nim, aku gak tahan lagi!”
teriak Hyeri, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Kai.
“Mwo? Gak tahan gimana maksudmu?
Aku..aku..kita belum cukup umur!” teriak Kai dengan wajah memerah, tangannya
yang bebas diudara nampak bergerak-gerak tak karuan.
“Aku gak tahan lagi dengan sikap
Sungni, Sunbae-nim!” Kai tampak lega, sempat terbesit berbagai macam hal dalam
pikirannya. Seperti-----apakah hobi nonton yadongnya harus diaplikasikan
sekarang?
“Hyeri-ssi, memang Sungni-ssi
tampaknya emosian. Tapi itu karena dia belum menemukan kekuatannya. Mungkin aku
juga akan seperti itu kalau aku jadi dia.”
“Aniyeo Oppa! Kau tidak mengerti!”
Kai terdiam, Hyeri juga sama. Mereka
hanya saling menatap satu sama lain.
“Mianhe, aku—aku sudah tak sopan.”
“Ah gwaenchana, aku rasa Oppa lebih
baik dibandingkan sunbae-nim.” Ujar Kai sambil cengengesan. Tapi kemudian,
cengengesannya itu terhenti oleh kelembutan bibir Hyeri yang menyentuh
bibirnya. Kai merasa kaget, Ia mendorong tubuh kecil Hyeri.
“Hyeri-ssi..w..wae?”
Bukannya menjawab, Hyeri kembali
mendekatkan wajahnya ke arah Kai dan kembali merasakan kelembutan bibir Kai.
Awalnya Kai tak membalas, namun akhirnya dia membalas kecupan dari Hyeri dengan
perlahan, dan lama kelamaan menjadi kecupan mesra sampai tak menimbulkan jarak
antara mereka.
“Oppa, saranghae—“
“Nado—“
Namun, setelah mengungkapkan
perasaan satu sama lain, Kai perlahan kehilangan keseimbangannya, kemudian
terjatuh ke lantai. Dia merasakan sakit di kepalanya, dan panas di sekujur
tubuhnya. Dan akhinrya, Kai kehilangan kesadarannya
-
- -
“Sunbae-nim—sunbae-nim ireona”
“Hmm? Sungni-ssi?”
“Sunbae-nim—“
Kai yang masih setengah sadar
memegangi kepalanya sebentar, kemudian dengan segera Ia menangkup kedua pipi
Sungni setelah menyadari sesuatu.
“Sungni-ssi! Gwaenchana? Apa yang
terjadi?Kita dimana dan kau—wae?”
“Sunbae-nim—“
“Kai! Menjauh dari dia!” teriak
seseorang dari kejauhan, tempat yang awalnya gelap menjadi terang karena
sorotan cahaya dari sumber suara. Dan disana terdapat kepala sekolah Jung
tengah memegangi sebuah toa.
“M..mwo..mwoya? Wae?” teriak Kai,
tidak mengerti.
Tanpa Kai sadari, Sungni telah
berada dibelakangnya. Dengan cepat Sungni telah menahan kedua lengan Kai
dibelakang punggungnya.
“Kalian menjauh atau—“ Sungni dengan
tiba-tiba menggerakkan lengannya kedepan leher Kai, lalu muncul cakar es pada
lengannya, “atau aku keluarkan tenggorokan dari balik lehernya.”
Sungni sedikit menggores leher Kai
dengan cakarnya, membuat Kai meringis kesakitan. Kai berusaha menggunakan
kekuatan teleportasinya, namun gagal. Entah mengapa dia tak dapat berpindah,
seolah segalanya yang ada padanya telah melekat pada Sungni.
“Sungni-ah! Kajiman! Kai sunbae-nim
adalah orang pertama yang mendukungmu setelah aku, dia orang yang menyayangimu
sama sepertiku! Kajiman—kajiman—!”
Terlihat Sungni menorehkan senyum
sinisnya. “Eonni-ya, biar aku beri tau kau satu hal. Aku, bukanlah Shin Sungni
yang dulu. Aku, adalah Sungni yang telah menjadi mahluk dengan evolusi
tertinggi di seluruh jagat raya ini. Dan kau, seenaknya memberiku titah seperti
itu? Dasar idiot.”
“Sungni-ah!”
“Berisik! Kubuat kalian diam
selamanya!”
Dengan cepat Sungni menggibaskan
lengannya, membuat cakarnya terlempar lalu menancap tepat di jantung Hyeri. Tak
selang berapa lama, Sungni dengan cakarnya yang kembali tumbuh dengan cepat
menyerang orang-orang disekitar. Kai hanya bisa melihat pemandangan tragis itu
tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia ingin menolong semua orang, menolong
Hyeri, tapi entah mengapa Ia tak berdaya saat ini.
Waktu berlalu dengan cepat, suasana
yang tadinya ramai dengan teriakan dan jeritan kepedihan kini terganti menjadi
sepi yang tak berujung. Mayat bergelimpangan, dan begitu banyak darah yang
berceceran. Kai, adalah satu-satunya orang yang masih hidup detik ini, tapi dia
yakin, sebentar lagi dia pun akan segera menyusul yang lainnya.
Sungni yang saat ini berada diluar
kendali tengah berdiri bungkuk dengan napas yang tersenggal-senggal. Ia
kemudian segera menegakkan posisinya lalu memalingkan wajahnya kearah Kai.
Terlihat senyuman polos terlukis diwajahnya, tak cocok dengan keadaannya saat
ini yang bermandikan darah.
“Sunbae-nim, ah aniyeo, Minjong-ssi,
bukankah ini seperti de javu? Hanya tinggal kau, dan aku, sama seperti
1000 tahun yang lalu.”
“Kau, kau pembunuh!” teriak Kai,
histeris.
“Ah, kau masih belum ingat rupanya.
Gwaenchana, sampai saat kau mengingat segalanya, aku akan menunggumu. Kita akan
lakukan apa yang seharusnya kita lakukan 1000 tahun yang lalu. Dengan wujud
baru kita, dalam boneka yang telah kita tentukan.”
“This is a war between us, and our
doll.”
----to be continue---
Makasih udah baca, part 4 akan segera di update ^^
Salam item dari Kai~~ (?)
No comments:
Post a Comment