Part 1
Pengenalan
EXO planet, merupakan salah satu
planet yang berada di salah satu galaksi yang cukup jauh dari galaksi bumi,
bima sakti. Mungkin, itulah sebabnya planet ini memang belum banyak diketahui
oleh orang lain. Kebanyakan dari para ilmuwan dunia menyebut planet ini dengan
kode SM-4 yang diperkirakan memiliki keadaan alam yang mirip dengan keadaan di
bumi, dengan ketersediaan oksigen dan juga adanya air. Meskipun begitu, tidak
ada seorang ilmuwan pun yang memperkirakan bahwa adanya tanda kehidupan di
planet ini. Akan tetapi..sebenarnya..disini terdapat kehidupan dengan peradaban
lebih tinggi di planet bumi.
Bukan hanya peradaban, mahluk di
planet EXO merupakan mahluk dengan tingkat evolusi tertinggi. Setiap orang di
planet EXO memiliki kekuatan tersendiri, dengan tingkat penyembuhan mereka yang
terbilang sangat cepat. Selain evolusi mereka dibilang tinggi, mereka memiliki
tingkat penyembuhan yang sangat cepat, dan teknologi mereka bisa dibilang
sangat maju. Akan tapi tingkat kehidupan dan reproduksi mahluk disana bisa dibilang rendah.
Saat ini planet EXO dihuni sekitar
100.000 jiwa, memang bisa disebut sedikit bila dibandingkan dengan di bumi. Di
planet ini terdapat 2 negara yang memiliki tingkat persaudaraan yang kuat,
yakni EXO-K dan EXO-M. Ok, disini bukan ingin menceritakan tentang EXO planet
maupun alasan terbentuknya planet tersebut menjadi 2 negara, tapi cerita ini
akan mengisahkan salah seorang penduduk disana.
“Strike 2.”
“Ayo Kai! Kau pasti bisa!” teriak
seorang namja dengan rambut kriting yang aneh dari arah kursi pemain, Chanyeol.
Sayang, meskipun hyungnya telah
memberikan semangat padanya, Kai tetap tidak bisa memukul bola yang datang.
Pada akhirnya, team mereka kalah dan hal itu membuat Kai cukup kecewa dan itu
membuatnya terus mengutuk dirinya sendiri sambil meremas-remas rambutnya.
“Hey saeng, ini bukan salahmu.
Mungkin sudah takdirnya kalau sekolah kita kalah.” Chanyeol mencoba
menenangkan.
Kai yang sedang menundukkan
kepalanya hanya terdiam dan membalas hyungnya dengan anggukan pelan. Meskipun
dia sedikit mual karena sejak masuk kedalam bis dia terus menundukkan
kepalanya, tapi entah mengapa dia cukup enggan untuk mengangkat kepalanya,
ya..malu mungkin.
Chanyeol yang melihat keadaan
adiknya itu membiarkan Kai untuk merenung sepuasnya. Dia pikir tak ada lagi
yang bisa dilakukannya kalau adiknya sudah seperti itu. Apa yang harus
dilakukannya saat ini? Apa harus dia bakar adiknya itu agar dia tidak merenung
lagi? Ah tidak, yang pasti itu malah akan membuat kulit adiknya semakin gelap.
“Jadi...sampai kapan kau akan terus
menunduk?” tanya Chanyeol setelah beberapa lama diam.
“Sampai kita sudah sampai di
asrama.” Jawab Kai tanpa memalingkan pandangannya.
“Kau tau...kita sudah sampai di
asrama.”Chanyeol berbicara agak ragu.
Kai yang mendengar ucapan hyungnya
itu langsung mengangkat kepalanya dengan cepat, cukup membuat hyungnya kaget.
Ia kemudian pergi keluar bis tanpa berkata apapun. Chanyeol mengikuti
dibelakangnya.
“Kau pikir...dia akan seperti itu
sampai kapan?” tanya Taemin kepada Sehun saat melihat Kai duduk diatas jendela
di kamarnya.
“Entahlah hyung, aku rasa
pertandingan baseball tadi cukup membuatnya terpukul.” Jawab Sehun dengan mata
yang masih fokus dengan psp nya.”Hyung, apa kau punya game yang lain yang
lebih...menarik, maksudku lebih menantang. Aku rasa dalam 1 jam aku bisa
menyelesaikan yang satu ini.” Sambung Sehun.
“Kupikir...apa ini tidak terlalu
berlebihan?” Taemin mengabaikan Sehun dan menggaruk kepalanya yang sama sekali
tidak gatal.
“Ya! Hyung jawab dulu pertanyaanku sebelumnya.”
Sehun memukulkan pspnya kearah kepala Taemin.
“Aigoo nappeun dongsaeng! Appo!”
Taemin kembali mengarahkan tangannya kearah kepalanya, sakit.
Saat kedua namja kekanak-kanakkan
itu sibuk hanya karena game psp, Kai yang sejak tadi merenung terus memandang
kearah halaman yang tepat dibelakang kamar asrama. Tak sengaja dia melihat
kearah halaman asrama yeoja yang berada diseberang. Mata dan pikirannya saat
ini terfokus pada seorang yeoja berjaket putih yang sepertinya sedang frustasi.
‘Ternyata bukan hanya aku yang
sedang frustasi saat ini.’ pikir Kai.
“Baiklah, aku pergi ya. Nanti
setelah makan malam aku akan kembali lagi untuk membawa game yang kau
maksud.”
Ucapan Taemin membuyarkan lamunan Kai.
“Baiklah, sekalian kita bareng ke
aula utama ya hyung. Kan ada kelas nanti malam.” Sehun mencoba mengingatkan.
“Ah ne. Hei kau manusia galau!”
“Wae hyung?” jawab Kai, merasa dirinya dipanggil.
“Kau jangan terus berpura pura
terpuruk padahal kau sedang memperhatikan yeoja di asrama sebrang itu.” Taemin
kemudian pergi setelah mengatakan itu.
“Eh? Apa yang dia katakan?” Sehun
mendadak mengangkat kepalanya.
‘Sial, aku lupa ada pencuri indra
barusan’ pikir Kai.
---to be continued---
Upcoming part > Part 2. Pertemuan
No comments:
Post a Comment